MEREKA MULIA DI TENGAH KRITIKAN DAN HINAAN

MEREKA MULIA
DI TENGAH KRITIKAN DAN HINAAN
Ibnu Rajab dalam kitabnya Majmu'ah Rasa'il berkata "Shadaqah paling utama adalah mengajar orang bodoh atau menyadarkan orang yang lalai."
Coba bandingkan kalimat di atas dengan penjelasan Ibn Qayyim tentang shadaqah dalam kitab Madaarij al-Salikiin tentang macam-macam shadaqah yang tidak hanya bermakna shadaqah harta sebagaimana banyak dipahami orang. Shadaqah harta akan menjadikan penerimanya bahagia, shadaqah tenaga akan menjadikan penerimanya merasa senang, shadaqah jasa akan menjadikan penerimanya merasa puas.
Bagaimanakah dengan shadaqah ilmu? Seringkali penerimanya yang bodoh merasa tersinggung dan marah, mencari titik lemahnya dan mengcounter balik dengan nada emosi. Bagaimanakan dengan shadaqah nasehat? Seringkali penerimanya yang lalai merasa tersindir dan emosi serta menganggapnya menurunkan derajatnya padahal senyatanya adalah untuk membahagiakan dan menyelamatkannya.
Haruskah para alim dan para bijak berhenti mengajar dan berdakwah? Tetap sajalah, ini adalah jalan yang telah dilalui para Nabi. Mereka mulia di tengah kritikan dan hinaan. Yang penting, kita jangan menjadi orang bodoh dan lalai yang hatinya tertutup rapat sementara pintu emosinya terbuka lebar. Yang bisa dilakukan mereka biasanya hanya kritik, menghina dan marah.

Artikel Syaikh Abdul Qodir Jaelani Lainnya :